Tarum Jawa sebagai Sumber Pewarna Alami Bernilai Tinggi
Tarum Jawa sebagai Sumber Pewarna Alami Bernilai Tinggi--
Setelah daun segar dipanen, daun direndam dalam bak berisi air hingga seluruh bagian daun terendam sempurna. Proses perendaman berlangsung selama dua kali 24 jam hingga rendaman siap menjalani proses aerasi. Ciri rendaman yang siap adalah munculnya buih, warna air berubah menjadi hijau kebiruan, serta timbul aroma khas indigo. Setelah itu, daun diangkat dan sisa endapan disaring untuk memperoleh air rendaman yang akan diproses lebih lanjut.
Penambahan Air Kapur dan Proses Aerasi
Air rendaman diolah dengan menambahkan larutan air kapur sebanyak 30 gram yang dilarutkan dalam 1 liter air. Campuran ini kemudian diaerasi menggunakan pompa hingga seluruh air berubah warna menjadi biru dan tidak lagi berbuih. Aerasi berfungsi untuk memicu oksidasi sehingga pigmen indigo dapat terbentuk secara optimal. Setelah proses ini selesai, rendaman didiamkan selama 24 jam untuk memisahkan ekstrak indigo di dasar wadah.
Pembentukan Pasta Indigo dari Endapan Biru
Setelah proses pemisahan, bagian air di permukaan dibuang hingga tersisa endapan berwarna biru pekat yang dikenal sebagai pasta indigo. Pasta ini merupakan bahan utama pewarna alami yang siap digunakan. Tekstur pasta indigo yang dihasilkan bergantung pada kualitas daun, durasi perendaman, serta tahapan aerasi. Dengan proses yang tepat, pasta indigo memiliki warna biru intens yang sangat diminati dalam produksi batik alami.
Teknik Aplikasi Pewarna Indigo pada Kain
Aplikasi pewarna alami dimulai dengan melarutkan 1 kilogram pasta indigo dalam 10 liter air. Kain dicelupkan ke dalam larutan selama 10 hingga 15 menit, kemudian diangkat dan dicuci menggunakan air bersih. Setelah itu, kain diangin-anginkan agar warna dapat bereaksi dengan oksigen. Untuk mendapatkan warna biru yang kuat dan merata, proses pencelupan dapat diulang lebih dari tiga kali. Semakin sering celup-angkat dilakukan, semakin intens warna yang dihasilkan.
Tahap Fiksasi Warna dan Pengeringan
Setelah mendapatkan intensitas warna yang diinginkan, kain menjalani proses fiksasi menggunakan tawas untuk mengikat warna agar tidak mudah luntur. Setelah difiksasi, kain dijemur di bawah sinar matahari sehingga warna dapat mengering dengan sempurna. Kombinasi proses pencelupan berulang dan fiksasi membuat warna indigo dari Tarum Jawa memiliki ketahanan tinggi serta karakter alami yang tidak dapat ditiru pewarna sintetis.
Dukungan Teknologi bagi UMKM Pewarna Alami
Penerapan teknologi budidaya dan pengolahan yang diperkenalkan memberikan manfaat besar bagi pelaku UMKM seperti Puspita Batik. Penambahan jenis tanaman pewarna baru serta penyediaan sistem pengairan modern menjadi solusi yang efektif dan efisien dalam produksi bahan baku. Inovasi ini memungkinkan UMKM menghasilkan pewarna alami dalam kuantitas besar dengan kualitas tinggi, memperkuat posisi mereka di pasar dan membuka peluang untuk memperkenalkan Tarum Jawa ke skala yang lebih luas.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

