Begini Tren Pergerakan Harga Kripto Selama Ramadan

Senin 10-03-2025,13:17 WIB
Reporter : Miya Diosi
Editor : Miya Diosi

RADARLEBONG.ID - Pergerakan harga Bitcoin selama bulan Ramadan dalam lima tahun terakhir menunjukkan tren yang menarik, dengan kecenderungan penurunan yang cukup konsisten.

Data historis menunjukkan selama Ramadan 2021, Bitcoin turun -21.71%, diikuti penurunan sebesar -16.00% pada 2022, kemudian mengalami penurunan sebesar -3.73% pada 2023, dan kembali terkoreksi sebesar -4.14% pada 2024.

CEO INDODAX, Oscar Darmawan, menjelaskan penurunan ini bukan hanya fenomena musiman, tetapi juga dipengaruhi oleh psikologi pasar yang berubah selama Ramadan.

"Setiap tahun, kami mengamati pola bahwa minat investor ritel terhadap kripto sedikit berkurang selama bulan Ramadan, yang dapat menyebabkan tekanan jual lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya," ujar Oscar.

BACA JUGA:Promo Big Ramadan Sale 2025 Diskon Hingga 100%, Ini Cara Klaim Kodenya

Menurutnya, faktor ini sering kali diperkuat oleh tren historis yang menciptakan ekspektasi penurunan harga di kalangan investor, sehingga meningkatkan aksi ambil untung sebelum Ramadan tiba.

Namun, memasuki Ramadan 2025, pasar kripto menghadapi dinamika yang berbeda.

Bitcoin sempat mengalami lonjakan hingga 8% dalam satu hari, kembali ke level USD90.000 setelah sebelumnya sempat merosot ke bawah USD80.000.

Pemulihan tajam ini didorong oleh sentimen positif terkait rencana Presiden AS Donald Trump yang disebut-sebut ingin mengusulkan cadangan kripto nasional.

"Tahun ini ada elemen geopolitik yang sangat kuat dalam pergerakan pasar kripto. Jika benar ada langkah serius dari pemerintah Amerika Serikat untuk menjadikan aset digital sebagai bagian dari kebijakan moneter, dampaknya akan sangat besar bagi industri kripto secara global," jelas Oscar.

Selain itu, kebijakan ekonomi global juga menjadi faktor utama yang mempengaruhi volatilitas harga.

Oscar menyoroti kebijakan baru Amerika Serikat yang menaikkan tarif impor sebesar 25% terhadap barang dari Kanada dan Meksiko sebagai pemicu ketidakpastian di pasar finansial.

"Kebijakan ekonomi suatu negara, khususnya sebesar Amerika Serikat, dapat berdampak pada arus modal global, termasuk yang mengalir ke aset kripto.

Investor perlu memahami bahwa kripto semakin erat kaitannya dengan kebijakan ekonomi makro," tambahnya. Meski sentimen bullish terlihat cukup kuat di awal Ramadan 2025, Oscar mengingatkan bahwa volatilitas tetap menjadi tantangan utama. 

Dengan adanya White House Crypto Summit yang dijadwalkan pada 7 Maret, pasar masih menunggu kejelasan arah regulasi.

Kategori :