Studi Ungkap Menyusui Mampu Kurangi Risiko Penyakit Chron pada Bayi

Jumat 15-11-2024,15:15 WIB
Reporter : Miya Diosi
Editor : Miya Diosi

RADARLEBONG.ID- Menyusui secara eksklusif dapat membantu menjaga kesehatan bayi.

Studi mengungkap menyusui mampu kurangi risiko penyakit Chron  pada bayi.

Chron adalah sebuah penyakit radang usus kronis yang memengaruhi saluran pencernaan.

Menurut para peneliti Montreal, anak-anak yang disusui secara eksklusif selama enam bulan pertama mungkin selanjutnya memiliki risiko lebih rendah menderita penyakit Crohn.

BACA JUGA:Penyakit Autoimun Tak Mungkin Dicegah Tapi Ada Cara Kurangi Risiko

Risiko tersebut juga dapat ditingkatkan dengan memperkenalkan makanan padat kepada bayi dalam tiga hingga enam bulan pertama mereka.

“Kami mengamati tren yang sangat jelas menuju pengurangan risiko penyakit Crohn pada subjek yang mendapat ASI eksklusif, setidaknya enam bulan,” kata penulis studi tersebut, Canisius Fantodji.

Fantodji juga merupakan mahasiswa doktoral dalam bidang epidemiologi dan imunologi di Armand-Frappier Santé Biotechnologie di The Institut National de la Recherche Scientifique.

Jika hasil ini konsisten dengan apa yang telah ditemukan dalam literatur ilmiah, ini akan menjadi pertama kalinya bahwa pengenalan makanan padat dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit Crohn.

"Ini adalah hasil inovatif yang akan membuka jalan baru mengenai asal-usul penyakit radang usus ini," kata Fantodji.

Namun, menyusui selama enam bulan pertama tidak akan berdampak pada risiko penyakit radang usus lainnya seperti kolitis ulseratif.

Penggunaan antibiotik selama enam bulan pertama juga dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit Crohn dan kolitis ulseratif dalam penelitian ini.

Paparan asap rokok selama periode ini dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit Crohn sebesar 23 persen,

terutama di masa dewasa. Hal ini juga diketahui dapat meningkatkan risiko merokok di kemudian hari seperti dikutip dari laman Montreal.

Penyakit radang usus memengaruhi sekitar satu dari 100 orang Kanada, kata Dr. Prévost Jantchou dari CHU Sainte-Justine, dan tantangannya adalah menemukan terapi yang dapat membantu pasien, tetapi juga "pendekatan pencegahan."

Kategori :