Minuman Manis Kemasan Penyumbang Terbesar Gagal Ginjal

Rabu 23-10-2024,15:13 WIB
Reporter : Miya Diosi
Editor : Miya Diosi

RADARLEBONG.ID- Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang menyampaikan, tren konsumsi gula saat ini di sebagian kalangan masyarakat sudah kelewat batas.

Makanan dan minuman kemasan yang dijual bebas di pasaran disebut-sebut menjadi penyumbang terbesar penyebab penyakit tidak menular (PTM) diabetes mellitus dan gagal ginjal.

Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, Aan Sugandi menuturkan, berdasarkan pengamatan dari Dinas Kesehatan, konsumsi gula berlebih dapat menimbulkan gagal ginjal.

BACA JUGA:Bolehkah Mengoleskan Essential Oil di Dada dan Hidung Bayi saat Pilek?

"Semuanya tergantung pada gaya hidup masyarakat itu sendiri yaitu pola makan.

Tren pola makan saat ini sejak kecil diarahkan pada pola makan yang tidak sehat.

Contohnya dengan membiasakan minuman-minuman yang manis-manis," kata Aan

Ia menggambarkan, dampak buruk dari kebiasaan mengkonsumsi minuman dengan kadar gula yang berlebih.

"Tren saat ini berhubungan dengan angka gagal ginjal terhadap kalangan anak-anak cukup tinggi.

Belum lagi Hemodialisa atau cuci darah di rumah sakit (RSCM) tergolong cukup tinggi dari golongan anak-anak usia dibawah 18 tahun," ujarnya.

Fenomena tersebut kata Aan, menunjukkan bahwa hal ini terjadi karena sejak masa kanak-kanak cenderung membiasakan minuman-minuman manis.

Berbeda dengan zaman sebelumnya dimana mana anak-anak tergolong sangat jarang minum-minuman kemasan.

"Sekarang air kelapa pun dalam bentuk kemasan, artinya kebiasaan itu mengakibatkan gagal ginjal dan kedua menyumbang angka diabetes mellitus jangka panjang di masa dewasa, kemudian pra lansia juga masa lansia," ujarnya.

Oleh sebab itu angka kejadian hipertensi dan gula darah di setiap puskesmas cukup tinggi sehingga dua PTM itu menjadi standar pelayanan minimal.

Terutama dalam melakukan pengobatan dan penanggulangan di puskesmas secara berkesinambungan, yang sejujurnya sampai saat ini pihaknya masih kesulitan mencapai angka 100 persen.

Kategori :