Dinding arteri menjadi lemah dan membengkak seiring waktu, sampai akhirnya pecah dan pasien mengalami pendarahan dalam, menyebabkan kematian mendadak," kata Dr Rajesh.
Adapun risiko kematian mendadak akibat penyakit jantung meningkat seiring usia, berdasarkan data laporan OHCA yang dipublikasi pada 2019 oleh Yayasan Jantung Singapura.
Berdasarkan data OHCA, lebih dari 3.000 orang mengidap henti jantung mendadak setiap tahunnya.
Beberapa artikel di Singapura dan beberapa negara juga menunjukkan bahwa kondisi ini dialami oleh mereka yang aktif dan gemar berolahraga.
Dari fakta-fakta ini, tampaknya orang yang sehat dan bugar tidak terhindar dari henti jantung yang berujung kematian.
Berdasarkan HealthXchange.sg, kematian akibat penyakit jantung bisa terjadi karena aktivitas fisik berat dibarengi dengan masalah jantung yang tidak terdiagnosis,
seperti gangguan otot jantung, masalah pada sistem kelistrikan jantung, infeksi yang melemahkan otot jantung, atau kelainan kongenital dari pembuluh arteri koroner.