LEBONG SELATAN.RADARLEBONG.BACAKORAN.CO -Lebong Selatan Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu tengah menghadapi peningkatan kasus gigitan hewan penular rabies (HPR) yang mengkhawatirkan.
Data terbaru menunjukkan bahwa hingga Juli ini, Puskesmas Tes telah mencatat sebanyak 32 kasus gigitan HPR. Angka ini menunjukkan lonjakan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan peningkatan kasus gigitan HPR adalah maraknya populasi anjing liar di wilayah tersebut.
Anjing yang tidak divaksin dan berkeliaran bebas sangat berpotensi menjadi vektor penular rabies. Gigitan anjing rabies dapat menyebabkan infeksi serius pada manusia, bahkan kematian jika tidak segera ditangani.
BACA JUGA:KPU Lebong Pastikan Seluruh Caleg Terpilih Sudah Lapor LHKPN
Menanggapi situasi ini, Kepala Puskesmas Tes melalui bagian Rabies, Ns. Syukran, S.Kep, kembali mengingatkan masyarakat akan pentingnya mematuhi Peraturan Daerah (Perda) nomor 15 tahun 2007 tentang larangan melepasliarkan hewan ternak kaki empat.
"Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat, terutama pemilik anjing, untuk selalu mengikat atau mengandangkan hewan peliharaan mereka. Selain itu, vaksinasi rabies secara rutin juga sangat penting untuk mencegah penyebaran akan kasus gigitan HPR ini," tegas Syukran.
Untuk menekan angka kasus gigitan HPR, diperlukan upaya pencegahan dan penanggulangan yang komprehensif. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
Sosialisasi dan Edukasi: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya rabies dan pentingnya vaksinasi hewan peliharaan melalui sosialisasi dan edukasi yang intensif.
BACA JUGA:Banyak Yang Belum Tahu, Beli Motor Bodong Beresiko Mengundang Masalah Hukum
Penertiban Anjing Liar: Melakukan penertiban terhadap populasi anjing liar secara berkala untuk mengurangi risiko penularan rabies.
Peningkatan Ketersediaan Vaksin: Memastikan ketersediaan vaksin rabies yang cukup di fasilitas kesehatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Peningkatan Surveilans: Melakukan surveilans secara aktif terhadap kasus gigitan HPR untuk memantau perkembangan situasi dan melakukan tindakan yang diperlukan.
Penanggulangan masalah rabies membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait.
Dengan bekerja sama, diharapkan upaya pencegahan dan pengendalian rabies dapat berjalan efektif dan kasus gigitan HPR dapat ditekan.