RADARLEBONG.ID- Perusahaan jaringan kedai kopi dunia, Starbucks, tercatat sebagai salah satu perusahaan global yang terdampak sentimen negatif anti-Israel.
Sentimen ini muncul sejak agresi Israel ke Gaza, Palestina, yang dikuasai Hamas, sehingga menimbulkan banyak korban jiwa dari masyarakat sipil Palestina.
Ada banyak seruan agar konsumen di seluruh dunia memboikot produk Starbuck karena dianggap mendukung Israel.
Menanggapi perkembangan yang merugikan perusahaan tersebut, Starbucks kembali menegaskan kalau mereka tidak memberikan dukungan finansial maupun keuntungan kepada pemerintah atau tentara Israel dengan cara apa pun.
BACA JUGA:Menyikapi Manfaat Buah Jeruk Untuk Kesehatan Jantung, Apakah Bagus Dikonsumsi Setiap Hari?
Sikap itu tak hanya berasal dari perusahaan, tapi juga dari manajemen, mantan pemimpin, presiden, CEO perusahaan, dan Howard Schultz, miliarder pendiri Starbuck keturunan Yahudi.
Starbucks, sebuah merek kopi global yang terkenal, telah menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga konsumennya di seluruh dunia.
Salah satu tantangan terbesar yang pernah dihadapi Starbucks adalah saat terjadi boikot karena dugaan pro Israel.
Dikutip dari kanal YouTube Dewaweb, meskipun demikian, Starbucks teryata mampu mempertahankan popularitasnya dan kembali ramai dengan menerapkan strategi bisnis yang cerdas dan inovatif.
BACA JUGA:Bocoran Sinopsis Film Azzamine, Bakal Tayang Agustus 2024 Mendatang
Meskipun masuk dalam daftar boikot oleh sebagian masyarakat karena dugaan dukungan terhadap Israel, Starbucks tidak menyerah begitu saja.
Mereka menghadapi tekanan tersebut dengan kepala dingin dan memilih untuk fokus pada strategi pemasaran yang kuat.
Salah satu kunci utama keberhasilan Starbucks adalah kemampuannya dalam menciptakan koneksi emosional dengan pelanggan.
Melalui pelayanan pelanggan yang ramah dan menyenangkan, Starbucks berhasil menarik perhatian dan loyalitas para konsumennya.
Tidak hanya itu, Starbucks juga tetap memperhatikan kualitas dan cita rasa produknya.