RADARLEBONG.ID- Tabot adalah upacara tradisi masyarakat Bengkulu untuk mengenang mati syahidnya cucu Nabi Muhammad SAW.
Perayaan di Bengkulu pertama kali dilaksanakan oleh Syekh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo pada tahun 1685.
Syekh Burhanuddin (Imam Senggolo) menikah dengan wanita Bengkulu kemudian anak mereka, cucu mereka dan keturunan mereka disebut sebagai keluarga Tabot. Upacara ini dilaksanakan dari 1 sampai 10 Muharram setiap tahun.
Pada saat Tahun Baru Islam di kota Bengkulu ada yang tradisi yang biasa di kenal dengan tabot.
BACA JUGA:DKPP Beberkan Isi Chat Ketua KPU Hasyim Asy'ari Guyonan Titipan 'CD' ke Anggota PPLN
Keberadaan Tabot sendiri sangat erat kaitannya dengan perkembangan Islam di Bengkulu.
Tradisi Tabot dibawa oleh pekerja Islam Syiah dari Madras dan Bengali di India Selatan.
Mereka ikut bersama tentara Inggris ke Bengkulu untuk membangun Benteng Marlborough pada 1713.
Tradisi Tabot bisa dilihat dari dua tujuan, untuk ritual dan non ritual. Aspek ritual masih dijalankan hanya oleh keturunan keluarga Tabot.
Sementara untuk tujuan non ritual dilakukan untuk melestarikan kesenian tradisional Bengkulu yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu.
Tabot menjadi unsur penting dalam Tradisi Tabot yang diadakan selama 10 hari pertama di bulan Muharram.
Saking menariknya, tradisi tersebut kemudian dijadikan sebuah festival oleh pemerintah setempat karena dianggap bisa menarik minat wisatawan dan menjadi pilihan untuk wisata budaya di Bengkulu.
Ketika sedang festival Tabot Anda akan dapat melihat beberapa tugu di berbagai sudut jalan Bengkulu.
Tugu ini menyerupai rumah-rumahan mirip masjid bertingkat. Pada bagian atapnya, terdapat ukiran khas Bengkulu dengan cat warna-warni.
Tugu ini disebut sebagai Tabot atau Tabut. Tabot dikenal sebagai peti yang berisikan kitab Taurat Bani Israil, yang dipercaya jika muncul akan mendapatkan kebaikan, namun jika hilang akan mendapatkan malapetaka.