Mereka juga mungkin mengungkapkan perasaan cinta dan kasih sayang dengan cepat, membuat korban merasa seperti mereka telah menemukan belahan jiwa mereka.
3. Memberikan Perhatian dan Pujian:
Pelaku love scamming pandai memberikan perhatian dan pujian kepada korban. Mereka mungkin memuji penampilan, kepribadian, atau pencapaian korban.
Tujuannya adalah untuk membuat korban merasa dihargai dan dicintai, sehingga mereka lebih mudah dimanipulasi.
4. Memanfaatkan Kerentanan Emosional:
Pelaku love scamming sering kali pandai dalam mendeteksi dan memanfaatkan kerentanan emosional korban.
Mereka mungkin menanyakan tentang masalah pribadi korban dan kemudian menawarkan dukungan emosional. Hal ini dapat membuat korban merasa terikat dan mempercayai pelaku.
5. Menciptakan Krisis dan Meminta Bantuan:
Setelah membangun hubungan emosional yang kuat dengan korban, pelaku love scamming mungkin mulai menciptakan krisis.
Mereka mungkin mengarang cerita tentang keadaan darurat keuangan, masalah kesehatan, atau situasi berbahaya lainnya.
Tujuannya adalah untuk membuat korban merasa kasihan dan terdorong untuk memberikan bantuan keuangan atau informasi pribadi.
Teknik manipulasi emosional ini dapat sangat efektif, terutama bagi korban yang kesepian, rentan, atau memiliki harga diri rendah.
Penting untuk diingat bahwa cinta sejati tidak berkembang begitu cepat dan intens.
Jika Anda sedang menjalin hubungan online dengan seseorang dan mereka mulai meminta uang atau informasi pribadi, waspadalah dan segera putuskan hubungan.
Berikut beberapa tips untuk menghindari love scamming:
Berhati-hatilah dengan profil online yang tampak terlalu sempurna.