RADARLEBONG.ID- PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex, raksasa tekstil Tanah Air, diterpa isu kebangkrutan dalam beberapa pekan terakhir.
Kabar ini merebak di tengah kondisi ekonomi global yang bergejolak dan isu keterlilitan utang perusahaan.
Namun, Sritex dengan tegas membantah kabar tersebut dan menegaskan bahwa perusahaan masih beroperasi dan tidak ada putusan pailit dari pengadilan.
Direktur Keuangan Sritex, Welly Salam, menjelaskan bahwa memang benar perusahaan sedang menghadapi beberapa tantangan yang berdampak pada kinerja keuangannya.
BACA JUGA:Kontroversi Larangan Hijab di Tajikistan
Faktor-faktor seperti pandemi COVID-19, persaingan ketat di industri tekstil global, gangguan supply chain akibat perang di berbagai negara, dan oversupply tekstil di China menjadi penyebab utama lesunya kinerja Sritex.
Meskipun demikian, Welly meyakinkan bahwa Sritex tidak mengalami kebangkrutan dan masih beroperasi seperti biasa.
Perusahaan telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi tantangan ini, termasuk restrukturisasi melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang telah selesai dilakukan.
Sritex juga menjalin komunikasi intensif dengan para kreditur dan mendapatkan persetujuan relaksasi dari mayoritas kreditur.
BACA JUGA: Prediksi Pergerakan Kenaikan Harga Bitcoin Pekan Ini, Apakah Berpotensi Naik?
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, turut angkat bicara terkait isu Sritex.
Ia mengatakan bahwa perlu dilakukan analisis mendalam terhadap model bisnis Sritex untuk mengetahui penyebab pasti di balik kesulitan yang dihadapi perusahaan.
Apakah murni karena faktor industri tekstil global atau ada permasalahan lain yang mendasarinya.
Di tengah berbagai isu yang beredar, Sritex menunjukkan komitmennya untuk tetap bertahan dan beroperasi.
Perusahaan memanfaatkan kas internal dan dukungan sponsor untuk menjaga keberlangsungan usahanya.