Uang Konvensional: Dicetak oleh pemerintah dan diawasi oleh otoritas pusat. Uang konvensional memiliki pasokan yang tidak terbatas dan nilainya ditentukan oleh kekuatan ekonomi negara dan kebijakan moneter.
3. Keamanan:
Cryptocurrency: Keamanan cryptocurrency dijamin oleh teknologi blockchain yang terbuka dan kriptografi yang kuat. Mereka tidak memiliki titik keamanan tunggal yang dapat diretas oleh penjahat siber.
Uang Konvensional: Keamanan uang konvensional dijamin oleh fitur keamanan fisik dan sistem verifikasi tradisional. Namun, mereka memiliki titik keamanan tunggal yang dapat diretas dan rentan terhadap korupsi.
4. Penggunaan dan Penerimaan:
Cryptocurrency: Dapat digunakan secara global dan tidak terbatas oleh negara. Cryptocurrency digunakan sebagai alat pembayaran, investasi, dan sebagai aset yang dapat diperdagangkan.
Uang Konvensional: Digunakan secara lokal dan terbatas oleh negara. Uang konvensional digunakan sebagai alat pembayaran, investasi, dan sebagai aset yang dapat diperdagangkan, serta sebagai penyimpan nilai.
5. Legitimasi:
Cryptocurrency: Tidak secara universal diakui sebagai alat pembayaran yang sah. Status hukumnya berbeda-beda di berbagai negara.
Uang Konvensional: Diakui secara universal sebagai alat pembayaran yang sah dan dikeluarkan oleh pemerintah.
Cryptocurrency dan uang konvensional menghadirkan dua sistem keuangan yang berbeda dengan karakteristik dan keunggulannya masing-masing.
Cryptocurrency menawarkan desentralisasi, transparansi, dan keamanan yang ditingkatkan, sedangkan uang konvensional menyediakan stabilitas, kemudahan penggunaan, dan penerimaan yang luas.
Memahami perbedaan fundamental ini sangat penting bagi individu dan institusi untuk membuat keputusan keuangan yang informed di era digital yang terus berkembang.
Penting untuk melakukan riset menyeluruh dan mempertimbangkan risiko yang terkait sebelum berinvestasi dalam cryptocurrency atau menggunakannya untuk transaksi keuangan.(*)