RADARLEBONG.ID - Di tengah gempuran modernisasi pertanian, tradisi padi batet masih dilestarikan oleh masyarakat Lebong Tengah (Lenteng).
Sistem penanaman padi unik ini memanfaatkan tunas padi yang tumbuh dari akar batang padi yang telah dipanen, menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode tanam padi konvensional.
Keunggulan Padi Batet: Hemat Biaya dan Ramah Lingkungan
Salah satu daya tarik utama padi batet adalah efisiensi biayanya. Berbeda dengan sistem tanam padi biasa yang membutuhkan benih padi dan pengolahan lahan baru, padi batet memanfaatkan sumber daya yang sudah ada.
BACA JUGA:Ayo Wujudkan Mimpi Punya Rumah! Simak Info BSPS Lebong 2024
Tunas padi yang tumbuh dari batang padi sebelumnya menjadi bibit alami, sehingga menghemat biaya pembelian benih.
Selain itu, padi batet juga ramah lingkungan. Sistem ini tidak memerlukan pengolahan tanah yang intensif, meminimalkan kerusakan struktur tanah dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Penggunaan pupuk pun lebih terkontrol, karena hanya dilakukan pada fase awal pertumbuhan tanaman.
Proses Penanaman Padi Batet: Dari Panen Hingga Panen Kembali
BACA JUGA:Puskesmas Sukau Datang Turut Tanggulangi Dampak Banjir Lebong
Proses penanaman padi batet dimulai dengan pemotongan batang padi pasca panen menggunakan mesin pemotong rumput, meninggalkan ketinggian sekitar 5 cm dari permukaan tanah.
Jerami yang menutupi batang padi diangkat untuk memastikan pertumbuhan tunas yang optimal.
Lahan sawah kemudian digenangi air dengan ketinggian sekitar 2 cm selama fase vegetatif. Pemupukan awal menggunakan pupuk Urea dilakukan untuk meningkatkan hasil panen pada musim paceklik.
Melestarikan Tradisi dan Meningkatkan Ketahanan Pangan
Tradisi padi batet tidak hanya melestarikan warisan budaya lokal, tetapi juga berperan penting dalam meningkatkan ketahanan pangan di Lebong Tengah.