RADARLEBONG.ID- Equinox merupakan salah satu fenomena astronomi yang terjadi ketika posisi matahari tepat berada di Garis Katulistiwa atau ekuator.
Fenomena ini terjadi dua kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September.
Saat equinox terjadi, durasi siang dan malam hampir sama, yakni sekitar 12 jam di atas wilayah yang dilaluinya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membenarkan bahwa equinox akan terjadi di Indonesia.
BACA JUGA:Fenomena Langit Langka! Gerhana Matahari Total 8 April 2024, Bisakah Dilihat dari Indonesia?
Salah satu dampak yang ditimbulkan adalah peningkatan suhu udara.
Meskipun equinox tidak langsung mengakibatkan peningkatan suhu secara drastis, namun cuaca terasa lebih panas dan gerah dibandingkan hari biasa.
Peningkatan suhu udara tidak hanya dipengaruhi oleh equinox, tetapi juga oleh faktor-faktor lain seperti radiasi matahari, pola sirkulasi atmosfer, dan konsentrasi gas-gas rumah kaca.
Tutupan awan di suatu wilayah juga memengaruhi radiasi matahari yang mencapai bumi, sehingga dapat menyebabkan peningkatan suhu.
BACA JUGA:Fenomena Langit Memukau di Tahun 2024: Gerhana Matahari Total, Komet, dan Hujan Meteor
Meskipun terjadi peningkatan suhu udara akibat equinox, BMKG mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir.
Fenomena ini tidak mengakibatkan peningkatan suhu secara drastis atau ekstrem.
Hal ini disampaikan oleh prakirawan cuaca BMKG, bahwa fenomena equinox merupakan hal yang umum terjadi dan
bukan merupakan ancaman yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan.(*)