Desain dan Animasi UI yang Menarik: Ikon aplikasi mungkin masih perlu perbaikan, namun transisi dan animasi antar elemen UI di HyperOS sangatlah apik.
Bahkan, membuka notifikasi atau Control Center pun terlihat elegan.
Ada nuansa desain yang terinspirasi dari iOS, namun pengaturan tetap mudah diakses dan menawarkan banyak opsi kustomisasi.
Animasi membuka/menutup aplikasi serta navigasi di Recent Apps juga lebih baik dari One UI.
3 Hal yang Tidak Disukai dari HyperOS:
Ketidakkonsistenan Performa: Xiaomi mengklaim HyperOS sebagai OS ringan dengan manajemen background processing yang cerdas untuk performa lebih lancar.
Meskipun mungkin ada peningkatan dibanding MIUI, terkadang masih terjadi lag atau penurunan refresh rate saat melakukan aktivitas sederhana.
Contohnya saat mengubah kecerahan layar, scrolling di YouTube yang tiba-tiba menjadi 60Hz, dan beberapa pengaturan layar kunci yang menyebabkan delay saat membuka ponsel.
Penanganan Notifikasi dan Aplikasi Background: MIUI terkenal dengan kebiasaan menutup aplikasi background secara agresif, sehingga pengguna seringkali melewatkan notifikasi penting.
Hal ini masih terjadi di HyperOS, dan yang lebih menyusahkan adalah hampir setiap aplikasi baru yang diinstal memiliki notifikasi yang dinonaktifkan secara default.
Bahkan setelah diaktifkan, penggunanya harus mengatur jenis notifikasi satu per satu di pengaturan.
Fitur Kecil yang Hilang: Beberapa fitur MIUI yang berguna, seperti Extra Dim untuk meredupkan layar ekstra rendah di malam hari, tidak tersedia di HyperOS.
Statistik baterai detail seperti screen on time dan background usage time juga absen.
Nada dering panggilan dan notifikasi bawaan terkesan ketinggalan zaman, dan pilihan modern yang tersedia pun terbatas.
Padahal, HyperOS 1.0 sudah berbasis Android 14 yang seharusnya memungkinkan kustomisasi shortcut di layar kunci.
Terakhir, opsi multitasking tambahan seperti gesture cepat untuk membuka split screen view juga tidak tersedia.