RADARLEBONG.ID - Info erupsi Gunung Marapi yang terjadi pada Minggu (3/12) masih menyisakan duka dan duka bagi masyarakat Sumatera Barat.
Hingga Rabu (6/12), jumlah korban meninggal dunia akibat erupsi tersebut bertambah menjadi 22 orang, dengan 12 pendaki masih dinyatakan hilang.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani mengatakan, erupsi Gunung Marapi masih terjadi hingga Rabu pagi. Namun, intensitas erupsi sudah menurun dibandingkan hari-hari sebelumnya.
"Erupsi masih terjadi, tapi sudah menurun intensitasnya. Aktivitas vulkanik masih meningkat," kata Andiani.
BACA JUGA:BNPB Rilis 47 Pendaki Terjebak di Gunung Marapi, 19 Pendaki Selamat, 28 Pendaki Belum Turun
Menurut Andiani, erupsi Gunung Marapi terjadi akibat peningkatan tekanan magma di dalam perut gunung. Tekanan magma yang tinggi menyebabkan magma keluar ke permukaan melalui kawah gunung.
"Erupsi Gunung Marapi merupakan fenomena alam yang tidak bisa diprediksi. Namun, kita sudah melakukan upaya-upaya mitigasi untuk mengurangi dampak erupsi," kata Andiani.
Upaya mitigasi yang dilakukan PVMBG antara lain melakukan pemantauan aktivitas Gunung Marapi secara intensif,
memberikan peringatan dini kepada masyarakat, dan melakukan evakuasi terhadap warga yang tinggal di sekitar gunung.
BACA JUGA:Kisah Tugu Abel Tasman di Gunung Marapi yang Viral Usai Erupsi
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat juga telah menetapkan status siaga darurat bencana Gunung Marapi.
Status ini akan terus diberlakukan hingga kondisi Gunung Marapi dinyatakan aman.
Keluarga korban erupsi Gunung Marapi masih berharap agar 12 pendaki yang masih hilang dapat ditemukan dalam keadaan selamat.
Mereka juga berharap agar pemerintah dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan untuk korban erupsi.(*)