RADARLEBONG.ID - Indonesia memang diakui tidak pernah kehabisan pesonanya dalam menyajikan keindahan alam. Bentangan alam yang menyelimuti kepulauan di Indonesia selalu menyembunyikan keajaiban yang tentunya dapat memanjakan mata.
Salah satu hutan yang dimiliki Indonesia yakni Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang terbentang sepanjang 13.750 km2 dan merupakan taman nasional terluas di Sumatera ini kaya akan sumber alamnya.
Kali ini, radarlebong.disway.id akan mengajak pembaca untuk mengeksplore Air Terjun 7 Tingkat Ketenong yang berada dalam kawasan wisata hutan TNKS di Desa Ketenong I, Kecamatan Pinang Belapis Kabupaten Lebong.
Di kancah nasional, wisata Air Terjun 7 Tingkat Ketenong memang belum setenar Air Terjun Madakaripura, di Probolinggo, Air Terjun Kanto Lampo, Bali. Namun, pesonanya tentu tak kalah jika dibandingkan dengan kedua Air Terjun yang telah mendunia tersebut.
BACA JUGA:Air Terjun 7 Tingkat, Terkendala Akses Jalan
BACA JUGA:Kembangkan Air Terjun Bioa Baes Bisa Lewat DD
Berjarak lebih kurang 172 km dari kota Bengkulu dan 28 km dari ibukota Lebong, Tubei, perjalanan bisa ditempuh menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Mengingat perjalanan akan melewati beberapa titik jalan rusak di Desa Air Putih, kami memutuskan untuk menggunakan kendaraan roda dua dengan ditemani oleh beberapa penggiat wisata.
Perjalanan dimulai dari pagi hari yang memakan waktu hampir 45 menit dari Muara Aman menuju Desa Ketenong I.
Sesampainya di lokasi, tak ada parkiran khusus untuk pengunjung sehingga kendaraan harus dititipkan di rumah warga sekitar.
Untuk mencapai Air Terjun 7 tingkat Ketenong, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 30 menit.
"Memang belum ada pengelolaan khusus terkait wisata ini, siapapun bebas boleh mengunjungi Air Terjun dengan catatan tetap menjaga keasrian alam disekitar lokasi," ujar Leo (28) salah satu penggiat wisata di Kabupaten Lebong.
Tak mudah memang untuk mencapai lokasi Air Terjun yang konon memiliki 7 tingkat ini, kami harus melewati area persawahan, perkebunan warga setempat hingga sungai yang terbentuk dari aliran air terjun.
Sepanjang perjalanan, mata kami sudah disuguhkan oleh pemandangan alam yang masih asri, lumut yang menyelimuti bebatuan sungai hingga mempertegas bahwa alam sekitar masih terjaga dengan baik.
Bahkan kami menemukan kincir besar bekas peninggalan warga untuk menyediakan sumber energi sebelum masuknya listrik di Desa Ketenong.