Pemuda ini adalah pemuda yang malas bekerja, setiap hari pekerjaan nya hanyalah memainkan suling yang dimiliki nya.
Pada suatu hari, karena kesal dengan tingkah laku Muning, orang tuanya lalu mengusir Muning pergi dari rumah.
Muning pun lalu pergi dari rumah, tanpa bekal apapun, hanya baju dibadan yang ia bawa. Tekadnya sudah bulat untuk pergi ke Bukit Kaba, tak lupa pula Muning membawa suling kesayangan nya.
Muning bersemedi di atas Bukit Kaba sambil meniupkan suling miliknya.
Tak disangka ternyata suling itu adalah suling sakti, karena kemerduan suara sulingsakti tersebut, Dewi (bidadari) yang cantikpun terpikat dengan Muning.
Akhirnyamereka hidup bersama di Bukit Kaba walaupun dengan dunia yang berbeda.
Suatu ketika, berita tentang Muning tersebar di desa asalnya, lalu masyarakat desa sepakat untuk menjemput Muning untuk kembali kedesa, Muning pun menurut, tetapi ada dua syarat yang diajukan oleh Dewi, yaitu yang pertama jangan pernah memasak rebung (lema) saat hajatan, dan yang kedua jangan pernah memasak pakis saat hajatan. Syarat itupun diterima oleh Muning.
Lama sudah Muning tinggal didesa dan meninggalkan Dewi, saat ada hajatan, para pemasak lupa akan pantangan yang di wasiatkan oleh Dewi, mereka melanggar pantangan itu dan memasak lema dan pakis.
Dewi mengetahui bahwapantangan nya telah dilanggar. Dewi pun kembali ke Bukit Kaba dan mengajak Muning ikut serta.
Masyarakat yang tau akan hal ini pun mencari Muning ke Bukit Kaba, akan tetapi Muning dan Dewi hilang tak tahu rimbanya.
Muning raib ditelan bumi.
Masyarakat menyebutnya Muning Raib karena dalam bahasa Rejang sendiri, Raib berarti hilang, lenyap, atau musnah.
Karena dari sumber yang menyebutkan bahwa Muning Raib berasal dari sebuah desa bernama Dusun Curup.
Dari cerita tersebut, akhirnya munculah mitos, bahwasanya masyarakat asli Dusun Curup apabila berkunjung ke Bukit Kaba akan hilang atau raib,
sebab dari sumber menyebutkan bahwa Muning Raib berasal dari sebuah desa bernama Dusun Curup.(*)