RADARLEBONG.ID - Penjualan Minyak Subsidi 'MinyaKita' ternyata masih dijual bebas di platform media sosial (medsos) TikTok.
Dari pantauan radarlebong.id pada Kamis (6/7/2023), masih terdapat penjualan MinyaKita di toko daring TikTok Shop. Meski masyarakat tidak bisa mencari apabila menuliskan MinyaKita di kolom pencarian.
Namun, para pelaku usaha menyiasatinya dengan menggunakan nama lain seperti misalnya Minyakkitaa, Minyak kitta maupun minyak goreng kitta.
Terang saja, penggunaan nama lain tersebut agar tidak diketahui oleh pihak TikTok.
BACA JUGA:Emak-emak Wajib Tahu, Beredar Kabar Minyak Goreng di Lebong Tidak Ada Stok
BACA JUGA:Beli Minyak Goreng Curah Pakai Aplikasi, Pedagang Sebut Ribet dan Repot
Harga yang ditawarkan oleh penjual juga beragam. Meski ada yang menjual sesuai HET yakni Rp14 ribu, namun ada juga penjual yang mematok harga hingga Rp19 ribu per liter.
Tak hanya menjual dalam bentuk satuan, namun penjual juga menawarkan produk tersebut lebih dari satu.
Menanggapi masih maraknya penjualan MinyaKita tersebut Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengatakan pihaknya hingga saat ini melakukan patroli daring, ini dilakukan karena penjualan minyak goreng subsidi tersebut masih dilakukan dengan menyiasati kata kuncinya.
"Masalahnya kata kuncinya MinyaKita dituliskan M ganda, tapi akan kami patroli terus kok, kalau ada langsung itu kami turunkan (take down) nanti, " ujar Isy di Jakarta, Kami dikutip dari jpnn.com.
BACA JUGA:Vaksinasi Serentak, Satgas Sediakan 300 Liter Minyak Goreng
BACA JUGA:Subsidi Dicabut, Harga Minyak Goreng Bikin Geleng-Geleng
Kemendag pun, tak tinggal diam dengan segera melakukan komunikasi dengan Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA) untuk menurunkan apabila ditemukan penjualan yang melanggar aturan salah satunya lintas negara (cross border).
"Sekarang belum (menemukan penjualan Minyakita lintas negara), tapi kami sudah memastikan, makanya TikTok diminta membuat kantor perwakilan di Jakarta," ujarnya pula.
Larangan menjual daring MinyaKita sudah acap kali disampaikan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan. Hal itu dikarenakan, akan menjadi potensi penjualan minyak dengan harga lebih tinggi.