RADARLEBONG.ID - Gelombang cuaca panas yang hampir terjadi di berbagai negara, salahsatunya Indonesia masih terus terjadi hingga saat ini.
Tahukah anda Cuaca Panas di Indonesia Sampai Kapan ? Berikut Penjelasan BMKG
Tak ayal lagi, cuaca panas membuat aktivitas kira saat berada di liuar terasa tidak nyaman kan!
Sekedar informasi, fenomena cuaca panas tersebut, tulis Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memaparkan suhu panas yang terjadi sekarang merupakan fenomena akibat adanya gerak semu matahari.
BACA JUGA:Viral di Twitter, Terjebak Macet, Susi Pudjiastuti Tak Malu Minta Sebatang Rokok ke Pengendara
BACA JUGA:Usai Akui Perselingkuhan, Virgoun Dikabarkan Akan Gugat Cerai Inara Rusli
Pertanyaannya, cuaca panas di Indonesia akan berlangsung sampai kapan?
Gerak semu matahari menjadi suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun. Bahkan, potensi suhu udara panas seperti ini dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.
Siklus tahunan tersebut berdampak pada wilayah Jawa tempat temperatur sedikit naik pada bulan April dan Mei. Kemudian, suhu akan kembali memuncak di bulan Oktober. Selain bulan tersebut, temperatur akan menurun.
"Sehingga peningkatan panas yang terjadi di Indonesia merupakan hal yang berbeda dengan gelombang panas yang terjadi di wilayah lainnya di Asia," kata Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, dalam keterangan resmi laman BMKG..
Dalam keterangannya, Sena menyebut Indonesia merupakan negara tropis dan temperatur itu akan berada di sekitar 30-an derajat Celcius, relatif konstan. Ia menyarankan masyarakat menyesuaikan aktivitas di luar termasuk dengan menggunakan perangkat pelindung diri dari terik matahari seperti payung, topi, atau tabir surya.
Kemudian, ia juga meminta warga RI waspada bersama bahwa karena saat ini Indonesia tengah beralih dari musim hujan ke musim kemarau. Pada 2023, Indonesia akan mengalami musim kemarau yang cukup panjang.
BMKG memprediksi musim kemarau terjadi mulai akhir bulan Mei hingga akhir bulan September. "Tentunya itu juga perlu diantisipasi oleh masyarakat untuk menghadapi kekeringan yang nanti akan terjadi. Tapi kekeringan yang terjadi karena musim kemarau menjadi konsekuensi dari kondisi panas yang saat ini terjadi," tuturnya.
Adapun, wilayah yang berpotensi kekeringan yakni Indonesia bagian selatan khatulistiwa yang memiliki perbedaan yang cukup jelas antara musim hujan dan kemarau. Wilayah Jawa Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan sebagian besar pulau Sumatra bagian selatan dari Riau ke selatan, akan berpotensi terdampak kekeringan.
"Berbeda dengan tiga tahun belakangan di mana kita kondisinya cukup basah, karena tiga tahun ke belakang kita mengalami kondisi La Nina." pungkasnya.