BENGKULU, RADARLEBONG.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis naiknya harga-harga sejumlah komoditas seperti BBM, beras, minyak goreng, dan rokok, telah memacu kenaikan inflasi di Bengkulu.
Pada bulan Januari 2023 kemarin kenaikan itu hingga mencapai 6 persen.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, permasalahan harga komoditas yang tidak stabil merupakan permasalahan tata kelola perdagangan
yang perlu dievaluasi dan diselesaikan secara komprehensif dari hulu sampai hilir.
BACA JUGA:Senator Riri Sampaikan Duka Mendalam Bencana Gempa Turki
BACA JUGA:Agama dan Pendidikan Berperan Penting dalam Pemberantasan Kriminal
"Saya selalu sedih kalau mendengar laporan pengusaha yang mengeluh naiknya harga yang terjadi saat ini membuat pembeli menjadi sepi.
Dulu karena pandemi, kini karena bencana, perang dan lain-lain. Beban hidup masyarakat jadi jauh lebih besar. Ini perlu segera disikapi," kata Hj Riri Damayanti John Latief, Rabu (8/2/2023).
Dewan Penasehat Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kota Bengkulu ini menjelaskan, masalah naiknya harga-harga sejumlah komoditas ini bukan hanya masalah di Bumi Rafflesia,
namun juga hampir terjadi di seluruh nusantara, bahkan di seluruh dunia.
BACA JUGA:Senator Riri Apresiasi Penanganan Kemiskinan Ekstrem oleh Pemprov dan Pemda se Provinsi Bengkulu
BACA JUGA:Senator Riri Dukung Pemprov Bengkulu Wujudkan Penerbangan Internasional Bandara Fatmawati
"Pakar mengistilahkannya dengan resesi global. Pemerintah boleh saja percaya diri akan mampu melewati resesi ini dan menjaga agar ekonomi tetap stabil.
Tapi dampak seperti naiknya harga-harga komoditas ini tetap harus mampu diantisipasi dengan baik," pesan Hj Riri Damayanti John Latief.
Putri Ketua DPD Kaukus Perempuan Politik Provinsi Bengkulu Hj Leni Haryati John Latief ini menekankan, sebelum mengambil solusi jangka panjang akan baik sekali