Perkuat Ketahanan Pangan, Petani Belajar Kendalikan Hama Ganjur

Jumat 11-03-2022,10:01 WIB
Editor : Radar Lebong

LEBONG, radarlebong.com - Meski hama ganjur bukan hama utama tanaman padi, namun jika tidak di antisipasi hal ini bisa berakibat penurunan produksi beras dan ketahanan pangan. Hama ganjur langsung bertelur di batang padi dan dalam pertumbuhannya merusak batang tanaman. Hama ganjur hanya berusia tiga hari, namun setiap ekor hama dapat menghasilkan telur antara 150 hingga 300 butir. Cita-cita penguatan ketahanan pangan masyarakat yang tengah gencar dilaksanakan oleh pemerintah dapat terancam jika persoalan hama ganjur ini tidak disikapi secara serius. Meski dilaksanakan secara mandiri, namun sekolah lapangan kelompok tani telaga makmur Desa Sungai Gerong ini memberikan pengetahuan tentang pengendalian hama yang menyerang tanaman padi milik warga seperti pengendalian hama ganjur. "Disamping ketersediaan benih dan pupuk, namun penguatan ketahanan pangan ini juga mesti dibarengi dengan pemberian pengetahuan kepada petani khususnya mengenai pengendalian hama yang masih menjadi persoalan hingga saat ini," kata Ketua Kelompok Tani Telaga Makmur, Nurkholis Sastro, kepada radarlebong.com baru-baru ini. Pada pertemuan yang membahas tentang pengendalian hama ganjur ini, petani tidak hanya mendapatkan teori saja. Lebih dari itu, petani juga diberikan kesempatan untuk melakukan pengamatan secara langsung dilapangan dan hasilnya langsung dipaparkan dihadapan petani lainnya. "Melalui cara ini tentu menghasilkan interaksi dari petani lainnya. Tidak hanya membedah masalah penyebab hama ganjur saja namun juga membedah hubungan gama ganjur dengan kondisi cuaca, perlakuan benih serta tindakan apa yang harusnya dilakukan petani terhadap hama ini," kata dia. Dalam proses belajar ini, lanjutnya, petani diberikan pengetahuan mengenai sejarah pengolahan tanah dan awal penggunaan pupuk kimia dan pestisida. Termasuk juga tentang budidaya tanaman padi yang sehat melalui cara-cara pemulihan kesuburan tanah, pengolahan sawah khususnya diwilayah Kecamatan Amen, pemilihan dan penggunaan benih unggul serta pengendalian hama padi. "Harus ada keseimbangan pak, percuma kita menjamin ketersediaan pupuk, benih dan sarana pertanian tapi justru pelaku utama (petani, red) tidak diberikan pengetahuan tentang pengolahan sawah yang baik, tentu hasilnya tidak akan maksimal. Sebesar apapun anggaran yang digelontorkan, kalau tidak dibarengi dengan peningkatan kapasitas petani, tentu hasilnya pun tidak akan berpengaruh besar terhadap upaya penguatan ketahanan pangan," urainya. [caption id="attachment_11749" align="aligncenter" width="1024"] Pengamatan hama ganjur yang menyerang padi oleh anggota kelompok tani telaga makmur Desa Sungai Gerong. (foto ist/radarlebong.com)[/caption] Sastro menambahkan proses belajar bersama antara petani dan mentor ini, menjadi sebuah landasan untuk memperkuat petani menuju ketahanan pangan dan resiliensi ditengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi sampai saat ini. Sektor pertanian terus menjadi isu strategis pemerintah daerah, namun upaya serius menjadi isu ini sebagai pokok pembangunan utama masih terkesan hanya sebatas formalitas semata. "Saat ini, ketahanan pangan dan memperkuat resiliensi petani sudah menjadi isu global. Agar krisis global saat ini tidak berdampak lebih buruk terhadap ekonomi dan pemenuhan kebutuhan dasar kehidupan petani. Kita tidak ingin jumlah pengguran dan Kepala Keluarga (KK) miskin di Lebong terus bertambah," tambahnya. Sebab, kata Sastro, Lebong memiliki banyak potensi yang bisa digerakan untuk mewujudkan janji politik Bupati Kopli Ansori, tanam dan panen 3 kali setahun. Misalnya dengan mobilisasi alokasi dana desa untuk ketahanan pangan dan pelibatan pihak terkait lainnya. "Disamping kebijakan anggaran, harus ada gerakan bersama memperkuat kapasitas dan pemberdayaan masyarakat Lebong yang mayoritas adalah petani. Sehingga, mimpi untuk mewujudkan tanam dan panen 3 kali setahun seperti visi-misi Bupati ini bisa tercapai," pungkasnya. (kfa)

Tags :
Kategori :

Terkait