BENGKULU UTARA, radarlebong.com - Peristiwa bencana alam yang hampir merata terjadi di seluruh kabupaten se Provinsi Bengkulu, sabtu lalu. Harusnya menjadi perhatian serius dari banyak pihak, terutama dalam penanganan pasca bencana yang harusnya cepat dan sigap dan tidak lamban. Seperti musibah bencana alam yang terjadi di Kabupaten Bengkulu Utara yang hingga kemarin,warga terdampak bencana belum menerima bantuan dari pemerintah daerah setempat. Hal tersebut, terang saja menuai kritikan dari masyarakat desa Batik Nau Kecamatan Batik BU yang merupakan eks Ketua DPRD Bengkulu Utara Buyung Satria, melontarkan kritikan pedas kepada pemerintah, atas kejadian yang menimpa masyarakat ini. Yang mana Buyung sangat menyesalkan, lambatnya gerak Pemda dalam membantu masyarakat menangani banjir yang menyerang ini. Hal ini dibuktikannya, lambatnya perhatian Pemda setempat yang hanya menurunkan tim dari BPBD BU saja. "Banjir ini bukan hal yang diinginkan masyarakat, sejatinya peran Pemda dalam memberikan perhatian kepada masyarakat tidak selambat ini. Pasalnya, dari puluhan rumah yang terdampak, sudah tentu masyarakatnya akan bingung tentang bagaimana bahan pokok mereka, yang tak ada serta tenda darurat yang sangat tidak ada perhatian sedikit pun. Ia pun, berharap Pemda agar sesegera mungkin dapat membantu logistik kepada warga yang terdampak banjir," singkat Buyung. Diketahui, Curah hujan yang tinggi beberapa hari belakangan ini, dengan puncaknya kemarin Sabtu (5/2), menyebabkan Kabupaten Bengkulu Utara dikepung banjir. Meski hanya beberapa wilayah terdampak banjir, namun banjir menyebabkan beberapa desa terisolir akibat luapan air sungai. Kemudian, diperparah dengan lambannya bantuan serta penanganan dan perhatian dari Pemerintah Daerah (Pemda) BU ditengah tengah musibah yang menimpa masyarakat Bengkulu Utara. Pantauan di lapangan, beberapa wilayah yang dilanda banjir akibat curah hujan yang tinggi, hingga sungai meluap diantaranya. Kecamatan Air Besi Desa Tanjung Genting, Talang Renah, Sungai Pura dan Talang Lembak alami banjir dengan ketinggian air mencapai 1 meter. Beruntungnya hingga saat ini, belum ada laporan korban jiwa. Namun, banjir kali ini mengakibatkan, 4 desa tersebut terisolir karena akses masuk ke desa sudah tertutup banjir dengan ketinggian di atas 1 meter. Kemudian, di Kecamatan Batiknau Desa Batik Nau, Desa Suka Marga, Desa Bintunan dan Desa Pagar Ruyung Ketinggian air mencapai 1 meter, dan belum ada korban jiwa. Sementara untuk akses jalan lintas barat Bengkulu – Padang, tepatnya di Desa Suka Marga dan Batiknau sudah tidak dapat dilewati. Antrian kendaraan sangat panjang, yang dialihkan melalui jalan lintas urai Selanjutnya, di wilayah Desa Pasar Ketahun Bengkulu Utara (BU) juga terendam banjir, lebih kurang setinggi 0,5 meter. Setidaknya, 50 rumah warga terendam banjir. Dimana, air ini berasal dari luapan aliran siring kawasan Pasar Ketahun, yang tidak bisa menampung derasnya arus air. Camat Batik Nau, Sabaní SH kepada awak media, mengaku pihaknya telah melakukan penanganan dan melakukan pengaturan arus lalu lintas. Kendati belum diketahui jumlah pasti kerugian dari banjir ini, namun dirinya memastikan tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir ini. Kemudian, mengenai akses transportasi dijelaskannya, mobil memang dilarang melintas jalur PTPN. Meskipun ketinggian air masih bisa dilintasi truk besar, namun jika truk melintas bisa membuat air lebih tinggi menghantam rumah warga. "Banjir sempat setinggi lutut orang dewasa, tapi kini sudah mulai berangsur surut. Untuk akses transportasi, kita tutup sementara. Karena, jika mobil melintas maka air terbelah dan menghantam kiri kanan jalan yang merupakan pemukiman," ujarnya. Ditambahkan, Sekdes Bintunan Andi Joharmansyah, saat ini ada 35 rumah yang ikut terendam banjir dan sejauh ini semua warga yang terdampak maupun yang ada di sekitar area banjir dipastikan telah mengungsi. Kondisi saat ini, ketinggian air dilaporkan tambah naik, hal ini disebabkan air pasang dan ditambah lagi kondisi cuaca yang mulai kembali gerimis. "Semua warga dipastikan telah mengungsi dan tidak ada korban jiwa," kata Sekdes. Merespon musibah ini, Kepala BPBD Bengkulu Utara, Eka Hendriyadi, SH, MH menuturkan, dari hasil monitor yang ia lakukan bersama dengan tim, air masuk ke rumah warga berasal dari air sungai yang meluap, jalan nasional hingga terjadi banjir. Sejauh ini, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk menyalurkan bantuan pangan, lantaran tidak mungkin warga memasak. Sembari menunggu air surut, yang biasanya sampai di atas 5 jam jika memang hujan tidak kembali terjadi. "Kita sudah turunkan tim, untuk penanganan di lokasi bekerja sama dengan warga serta TNI dan Polri. Sementara, warga sudah mengungsi sejak malam karena air sungai sudah meninggi. Beberapa titik sudah surut, namun masih ada yang meninggi di Desa Bintunan. Musibah ini, sudah sesuai prediksi BMKG dalam beberapa hari ke depan curah hujan di wilayah BU tinggi. Kami juga berkoordinasi dengan kecamatan, jika memang ada yang dibutuhkan dalam penanganan musibah tersebut," demikian Eka.(aer)
Penanganan Bencana Alam Lamban, Korban Banjir Pilih Mengungsi
Senin 07-02-2022,13:12 WIB
Editor : Radar Lebong
Kategori :