LEBONG, radarlebong.com - Kondisi ekonomi ditengah pandemi hampir dirasakan seluruh lapisan masyarakat. Namun, Eva Madaliyah (45) , warga Desa Bungin, IRT (Ibu Rumah Tangga,red) ini tetap memiliki bagai cara agar tetap bertahan hidup untuk memenuhi kebutuhannya. Dimulai dari tahun 2020 lalu, mengelola usaha beternak burung puyuh dengan modal seadanya. Dan, kini walau belum terlalu produktif, tapi setidaknya, IRT ini telah mampu membantu perekonomian keluarganya. Dirinya, mencoba peruntungan sejak tahun 2020 lalu dengan beternak burung puyuh. Diawali dengan membuat 2 unit kandang peternakan bersusun 3. Dimana, tahap awal satu kandang ini berisi sekitar 180 ekor puyuh. Per hari, burung puyuh yang telah produktif dapat memanen kurang lebih 35 buah telur. "Burung puyuh yang saya rawat ini, diolah dengan menetaskan menggunakan mesin listrik. dan rencanya akan dikembangkan lagi untuk pengembangbiakkannya. Yang mana untuk penambahan induk puyuh untuk bertelur," ujarnya. Untuk harga satu karpet telur puyuh dijual Rp 40 ribu, berisi 100 butir telur puyuh. Sehingga dalam 3 hari, hanya dapat satu karpet. "Kalau untuk saat ini, hasilnya belum terlalu produktif, karena masa produktif burung puyuh sekitar 8 bulan hingga 12 bulan setelah itu masa produktifnya berkurang dan harus dijual agar tidak merugi. Harga jual burung puyuh yang tidak produktif lagi seharga Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu perekor," ungkapnya. Namun, tambahnya, dalam pengolahan burung puyuh tersebut, terkendala pada burung puyuh jantan yang sulit dijual, dan pakan untuk puyuh yang sedang produktip untuk bertelur sulit didapatkan di Lebong ini. "Sedangkan di daerah lain, seperti di Bengkulu, untuk puyuh jantan ini, ada penampungnya, dan pakaNnya pun mudah didapatkan. Dengan itu besar harapan kami dari pemerintah Lebong, dapat membantu kami sebagai ibu rumah tangga ini," harapnya. (arp)
IRT Ini Kelola Burung Puyuh di Tengah Paceklik
Senin 07-02-2022,12:35 WIB
Editor : Radar Lebong
Kategori :