Anak Terancam Kurang Gizi Akibat Pengeluaran Konsumsi Rokok

Anak Terancam Kurang Gizi Akibat Pengeluaran Konsumsi Rokok

ilustrai-pixabay-

RADARLEBONG.ID - Slogan rokok dapat membahayakan kesehatan, sepertinya benar adanya.Betapa tidak, selain menyebabkan potensi kerusakan pada paru-paru dan penyakit penyerta lainnya.

Ternyata rokok juga menjadi penyebab anak-anak dari keluarga miskin berpotensi mengalami kekurangan gizi hingga stunting.

Hal itu tak lain akibat pembelian rokok yang memakan sebagian besar pengeluaran rumah tangga.

Dilansir dari antara, Ketua Yayasan Lentera Anak Lisda Sundari membeberkan bahwasanya pemenuhan gizi anak akan dikalahkan dengan pengeluaran untuk membeli rokok.

BACA JUGA:Update Fitur Komunitas Muncul di WhatApp Web, Ini Fungsi dan Cara Menggunakannnya

" Pengeluaran rokok keluarga miskin tetap tinggi dan situasi ini tidak berubah," katanya.

Tak hanya mengancam alami kekurangan gizi, anak-anak yang memiliki orang tua perokok, juga berpotensi mengalami putus sekolah.

Dan, tambah Lisda, dalam jangka panjang, kondisi ini dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia Indonesia.

"Dalam jangka panjang akan akan mempengaruhi kualitas SDM," tuturnya.

Diketahui, konsumsi rokok menduduki posisi tertinggi kedua bagi pengeluaran rumah tangga, baik di perdesaan maupun di perkotaan. 

Hal tersebut diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menyoroti tingginya konsumsi rokok, sehingga mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan lain seperti makanan bergizi yang dibutuhkan keluarga, terutama anak-anak.

Pemerintah pun berencana menaikkan cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan.

Pemerintah menetapkan kenaikan tarif cukai hasil tembakau rata-rata sebesar 10 persen pada 2023 dan 2024 dengan jenis sigaret kretek tangan (SKT) maksimal 5 persen.

Pemerintah juga melakukan penyesuaian terhadap batasan minimum harga jual eceran (HJE) dengan memperhatikan perkembangan harga pasar dan rata-rata kenaikan cukai rokok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: antara