Solar Langka, Truk Antre Berjam-Jam di SPBU

Solar Langka, Truk Antre Berjam-Jam di SPBU

LEBONG, radarlebong.com - Kelangkaan BBM jenis solar, tak hanya terjadi di daerah lain. Kondisi yang sama juga terlihat di SPBU Muara Aman, pada rabu lalu. Dimana, terlihat truk antre berjam-jam demi mendapatkan BBM solar tersebut. Pantauan Radar Lebong, antrian kendaraan truck di SPBU Amen mengular. Para supir truk ini sudah terjadi sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Baca Juga : BBM Langka, Antrian Mengular di SPBU Bahkan jumlah kendaraan yang mengantri tak tanggung-tanggung mulai dari depan pintu gerbang SPBU hingga Pasar Rakyat Lebong dengan panjang mencapai ratusan meter. Reno (35), salah satu Sopir truck mengaku jika sudah mulai mengantri sejak dari pukul 08:00 WIB hingga pukul 09:30 WIB untuk demi mendapatkan jatah minyak Solar. Menurutnya, penyebab membuat panjangnya antrian kendaraan truck di SPBU Lebong ini, lantaran bahan bakar jenis Solar di beberapa SPBU Kabupaten lain sudah mulai mengalami kelangkaan. "Saya dari pagi tadi om mengantri disini menunggu giliran, untuk mendapatkan minyak Solar. Kalau dilihat banyaknya antrian minyak Solar ini adalah truck dari luar Kabupaten Lebong," katanya. Diakuinya, Ia tidak menampik jika antrian kendaraan truck ini juga mengganggu masyarakat atau para pemilik toko yang berada di didekat SPBU, karena memang rumah maupun usaha mereka terhalang akibat panjangnya kendaraan yang mengantri. "Wajar saja, sebagian masyarakat atau pemilik usah sedikit kesal, karena usaha mereka terganggu akibat aktivitas antrian kendaraanb truck kita ini. Tapi mau gimana lagi, karena kami harus mengantri untuk mendapatkan jatah minyak solar di SPBU," pungkasnya. Dikonfirmasi terkait panjangnya antrian kendaraan energi solar kemarin (23/3). Salah seorang petugas SPBU yang meminta namanya tidak disebutkan mengungkapkan bahwa sejak 2 minggu belakangan memang distribusi dari Pertamina untuk bahan bakar Solar ke SPBU Lebong belum stabil seperti sebelum-sebelumnya. "Normalnya perhari itu biasanya 8 ton, namun 2 minggu terakhir ini kadang 2 hari sekali kadang lebih dari 2 hari baru masuk," katanya. Sementara itu, kebanyakan kendaraan yang mengisi adalah kendaraan jenis truk dan fuso. Terkhusus bagi masyarakat yang memiliki usaha penggilingan padi ataupun mesin perontok padi yang ingin membeli solar, harus menyertakan surat dari Kepala Desa setempat. Itupun dijatah hanya senilai Rp 100 ribu. "Surat itulah yang menyatakan bahwa yang membeli memang benar memiliki mesin penggilingan atau perontok padi. Jika tanpa itu biasanya kami tidak diizinkan memberi.Untuk jelasnya silahkan tanya ke pengawas, karena pengawas kami ini 2 orang dan sering juga bergantian," tukasnya.(wlk/pry)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: